Layanan Klasikal

PRAKTIK
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Pada bab ini dibahas mengenai bagaimana praktik Layanan format klasikal, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan konseling perorangan. Dalam Layanan format klasikal, tekanan diberikan pada bagaimana mengajak peserta didik belajar melalui pengalamannya sendiri sehingga dalam pengambilan keputusan mereka menyadari bahwa itu adalah keputusannya sendiri, bukan keputusan pihak lain yang dipaksakan. Oleh karena itu diterapkan model experiential learning dalam Layanan format klasikal ini. Sedangkan dalam bimbingan kelompok dan konseling kelompok lebih diakomodasi peran kolaborasi diantara anggota kelompok untuk saling menguatkan keputusannya. Bagian konseling perorangan merupakan wadah bagi peserta didik yang masih mengalami berbagai persoalan dimana mereka tidak mampu menyelesaikannya sendiri
Tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran modul ini adalah agar para peserta pelatihan terampil melakukan pelayanan bimbingan dan konseling layanan bentuk klasikal, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, dan layanan konseling perorangan tentang pelayanan peminatan peserta didik.

Indikator Keberhasilan
Setelah kegiatan pelatihan praktik pelayanan BK dalam Implementasi Kurikulum 2013 diikuti, maka diharapkan:
1. Tersusunnya rencana pelaksanaan layanan format klasikal
2. Tersusunnya rencana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
3. Tersusunnya rencana pelaksanaan layanan konseling kelompok.

A.   LAYANAN FORMAT KLASIKAL
Uraian Materi
1.    Hakekat Layanan Format Klasikal

Layanan format klasikal merupakan layanan yang berfungsi pencegahan, pemahaman, pemeliharaan dan pengembangan sebagai upaya yang secara spesifik diarahkan pada proses yang proaktif tanpa mengenal perbedaan gender, ras, atau agama mulai taman kanak-kanak sampai tingkat kelas dua belas Sekolah Menengah (K-12) disajikan melalui kegiatan kelas untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta didik. Kegiatan layanan format klasikal bertujuan untuk memberi bantuan kepada seluruh peserta didik atau klien melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur agar klien memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama), mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya, mampu memenuhi kebutuhan dan menangani masalahnya, dan mampu mengembangkan diri secara tumbuh dan produktif. Layanan format klasikal memiliki nilai efisiensi dalam kaitan antara jumlah peserta didik atau klien yang dilayani dengan Guru BK atau Konselor serta layanannya yang bersifat pencegahan, pemeliharaan, dan pengembangan.

2. Tujuan dan Manfaat Layanan Format Klasikal
Layanan format klasikal sebagai salah satu pelayanan bimbingan dan konseling memiliki tujuan untuk mengantarkan aktivitas-aktivitas pelayanan yang mengembangkan potensi peserta didik atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial dan moral spiritual), sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan. Pengertian pendidikan sebagaimana yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam konteks peminatan, secara spesifik pelayanan bimbingan dan konseling mempunyai tujuan agar peserta didik dapat: 1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan datang; 2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; 3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; 4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Materi layanan format klasikal yang dikembangkan dalam bidang belajar peserta didik bertujuan sebagai berikut: 1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, 2) perkembangan karir serta kehidupan peserta didik di masa yang akan datang, 3) mengembangkan potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik secara optimal, 4) menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan 5) menyelesaikan permasalahan dalam belajar untuk mencapai kesuksesan dalam mencapai tujuan belajar. Materi layanan format klasikal yang dikembangkan dalam bidang pribadi dan sosial bertujuan membantu pencapaian kemandirian individu yang meliputi antara lain: self-esteem, motivasi berprestasi, keterampilan pengambilan keputusan, keterampilan pemecahan masalah, perilaku bertanggung jawab, keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi, kesadaran akan keragaman budaya, pemahaman fungsi agama bagi kehidupan, kasus-kasus kriminalitas, bahayanya perkelahian masal (tawuran), dan dampak pergaulan bebas. Materi layanan format klasikal yang dikembangkan dalam bidang karir meliputi pemantapan pilihan program studi, keterampilan kerja profesional, kesiapan pribadi (fisik-psikis, jasmaniah-rohaniah) dalam menghadapi pekerjaan, perkembangan dunia kerja, iklim kehidupan dunia kerja, cara melamar pekerjaan. “Bimbingan klasikal membantu tercapainya kemandirian peserta didik, perkembangan yang optimal aspek-aspek perkembangan dan tercapainya kesuksesan belajar, kematangan atau kedewasaan diri, penyesuaian diri, dan sukses karir dimasa depannya”.
Layanan klasikal disajikan oleh Guru BK atau Konselor dengan menggunakan berbagai teknik layanan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Manfaat layanan klasikal antara lain sebagai wadah atau media:
a. Terjalinnya hubungan emosional dan kondusif antara Guru BK atau Konselor dengan peserta didik/klien.
b. Terjadinya komunikasi langsung antara Guru BK atau Konselor dengan peserta didik/klien yang memberikan kesempatan bagi peserta didik/ klien dapat menyampaikan permasalahan kelas/pribadi di kelas,
c. Terjadinya tatap muka, dialog dan observasi Guru BK atau Konselor terhadap kondisi peserta didik dalam suasana belajar di kelas,
d. Terbahsanya berbagai materi yang mendorong pengembangan kemampuan diri dan kemampuan pengendalian peserta didik.
e. Pengembangan pikiran, perasaan, sikap dan kehendak, tindakan dan tanggung jawab peserta didik/klien sebagai upaya pencegahan, penyembuhan, perbaikan, pemeliharan, dan pengembangan kemampuan partisipasi mereka

3. Proses Menyusun Materi Layanan Format Klasikal
Layanan klasikal bukanlah kegiatan mengajar atau menyampaikan materi pelajaran sebagaimana matapelajaran yang dirancang dalam kurikulum pendidikan di sekolah, melainkan merancang suatu aktivitas yang dapat menumbuhkan kompetensi kemandirian untuk mencapai perkembangan yang optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir. Ruang lingkup materi untuk mengembangakan kompetensi dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir dapat diturunkan berdasarkan standar kompetensi kemandirian peserta didik (SKKPD), asumsi teori tugas perkembangan (kondisi ideal berdasarkan tugas perkembangan) dan kebutuhan individu yang diyakini mempunyai arti penting bagi perkembangan peserta didik, hasil amatan langsung Guru BK, serta materi yang didasarkan pada kebijakan sekolah/ pemerintah yang harus diberikan kepada peserta didik/klien. Selain itu, materi layanan format klasikal dapat disesuaikan tujuan pendidikan nasional, falsafah negara dan agama.
Materi yang diberikan diharapkan dapat mengubah dan meningkatkan pola pikir, wawasan, sikap, dan keterampilan serta perilaku yang baru untuk meningkatkan dan mencapai kesuksesan dalam hidup dimasa yang akan datang.
4. Strategi Layanan Format Klasikal

Layanan format klasikal diberikan di kelas dengan materi yang dipersiapkan melalui rancangan pelaksanaan layanan BK (RPL) dan memperhatikan aktivitas agar terjadi interaksi yang membimbing antara Guru BK atau Konselor dengan peserta didik/klien dan proses belajar antar klien. Pendekatan pokok yang perlu diterapkan dalam layanan format klasikal adalah experiential learning yang bersifat transformasional. Pendekatan ini pada intinya adalah belajar berdasarkan pengalaman atau tindakan, bukan berpikir tentangkonsep-konsep abstrak. Pengalaman dihadirkan melalui pertemuan langsung dengan fenomena yang sedang dipelajari dan atau menggunakan peristiwa metaphora melalui simulasi dan permainan. Strategi ini memanfaatkan pengalaman aktual dengan kejadian-kejadian hidup nyata untuk memvalidasi teori atau konsep. Ide tidak bisa dipisahkan dari pengalaman, mereka harus terhubung kehidupan peserta didik agar belajar yang sesungguhnya dapat terjadi. Oleh karena itu dalam menyampaikan peta kebutuhan peserta didik sebagai hasil dari asesmen harus melibatkan peran langsung peserta didik. Data tidak disampaikan secara otoriter namun peserta didik dilibatkan dalam penyadaran akan data dirinya.



5. Langkah-Langkah Layanan Format Klasikal

Pemberian layanan format klasikal dilakukan oleh Guru BK atau Konselor meliputi materi bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Isi materi sajian berupa informasi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik atau klien dan pencapaian tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yaitu pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Di samping itu perlu diperhatikan tentang falsafah negara yaitu Pancasila yang di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur dalam sila-sila Pancasila serta agama.
Pertama, Guru BK atau konselor dapat memberikan layanan format klasikal sesuai dengan tuntutan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dalam proses perencanaan dan pelaksanaan layanan format klasikal dapat dilakukan dalam lima langkah, yaitu menentukan tujuan, melakukan penilaian awal, membuat program yang obyektif dan konkret, membuat desain aktivitas pembelajaran, dan melakukan penilaian serta tindak lanjut. Layanan format klasikal dapat dilakukan oleh Guru BK atau konselor yang mampu dan bertanggung jawab untuk memimpin, membangun, mengorganisir pemberian bimbingan di kelas. Dalam kaitan ini, Guru BK atau konselor harus mampu memahami situasi dan topik serta sesuai dengan perkembangan peserta didik. Kedua, Guru BK atau konselor sekolah hendaknya melakukan kolaborasi dengan guru ketika membangun, mengorganisir, dan menunjukkan layanan format klasikal. Ketiga, Guru BK atau konselor sekolah dapat bersama dengan guru untuk merancang dan membuat materi layanan format klasikal dalam kurikulum regular yang dilakukan di sekolah.
Format layanan klasikal terbagi dalam tiga bagian yaitu permulaan, pertengahan, dan akhir, atau pendahuluan, inti dan penutup. Pada tahap permulaan peserta didik melakukan review terhadap tujuannya, mencatat perkembangan dirinya, memonitor perkembangan dan dikaitkan dengan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Pada tahap pertengahan peserta didik belajar keterampilan dan strategi baru yang bermanfaat dalam kehidupannya. Pada tahap akhir layanan format klasikal konselor harus mampu mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi berbagi pengetahuan dalam membuat desain atas tujuan yang diinginkan. Pelaksanaan layanan format klasikal berpusat pada peserta didik dan tidak boleh ditinggalkan adalah evaluasi dan kekonsistenan Guru BK atau konselor dalam mengatur waktu dan jadwal dalam keseluruhan kegiatan.
Beberapa langkah pemberian layanan format klasikal yang perlu diperhatikan sebagai berikut.
a. Melakukan pemahaman peserta didik dan menemukan kecenderungan kebutuhan layanan.
b. Memilih metode dan teknik yang sesuai untuk pemberian layanan format klasikal berdasarkan materi layanan. Strategi yang dipilih sebaiknya layanan berpusat pada peserta didik aktif belajar menemukan pengalaman belajar.
c. Menyusun atau mempersiapkan materi layanan format klasikal sesuai hasil pemahaman kebutuhan peserta didik. Materi layanan bimbingan klasikal hendaknya memperhatikan tujuan bimbingan dan konseling dan tujuan pendidikan nasional.

d. Memilih sistematika penyusunan materi yang mencerminkan adanya kesiapan layanan format klasikal dan persiapan diketahui oleh Koordinator Bimbingan dan Konseling dan atau Kepala Sekolah.
e. Mempersiapkan alat bantu untuk melaksanakan pemberian layanan format klasikal sesuai dengan kebutuhan layanan.
f. Melakukan evaluasi pemberian layanan format klasikal perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses, tepat tidaknya layanan yang diberikan dan perkembangan sikap dan perilaku atau tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan.
g. Tindak lanjut dilakukan sebagai upaya peningkatan mutu layanan format klasikal. Kegiatan tindak lanjut senantiasa mendasarkan pada hasil evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.

6. Peran Guru BK atau Konselor Dalam Layanan Format Klasikal
Guru BK atau konselor bertanggung jawab penuh dalam (membangun atau melaksanakan), memanage (mengatur atau mengelola) dan memimpin proses layanan yang diberikan kepada seluruh peserta didik. Di samping itu, dapat bekerjasama dengan guru mata pelajaran ketika membangun atau melaksanakan, mengatur atau mengelola dan memimpin kegiatan. Bentuk kerjasama dipandang lebih efektif, sebab guru mata pelajaran diasumsikan telah memiliki kedekatan dan keterampilan dalam mengelola kelas. Untuk dapat memainkan peran secara optimal, maka Guru BK atau konselor hendaknya memiliki pengetahuan yang luas, kepribadian yang terpuji, ketrampilan teknik layanan yang memadai, dan performance yang menarik.
Berpengetahuan luas dimaksudkan untuk memberikan kepuasan peserta didik dalam memberikan informasi atas pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh peserta didik, namun di samping itu hendaknya dimiliki penguasaan dan pemahaman secara mendalam tentang apa yang akan diberikan kepada peserta didik secara tatap muka di kelas. Ciri kualitas pribadi konselor yang efektif adalah perhatian yang sungguh-sungguh terhadap kesejahteraan orang lain, kemampuan dan kehendak untuk berada dalam kegembiraan dan kesejahteraan klien, pengenalan dan penerimaan terhadap kekuatan dan vitalitas seseorang, menemukan gaya konselingnya sendiri, kesediaan untuk mengambil resiko, menghormati dan menghargai diri, perasaan untuk dibutuhkan orang lain, bertindak sebagai model klien, beresiko terhadap kesalahan yang diperbuat dan mengakui kesalahannya, berorientasi pada pertumbuhan, dan memiliki rasa humor. Kualitas konselor meliputi : pengetahuan tentang diri sendiri, kecakapan, kejujuran, kekuatan, kehangatan, pendengar yang aktif, kesabaran, kepekaan, kebebasan dan kesadaran holistik.
Di samping itu, kepribadian konselor yang diharapkan adalah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (beragama), sehat jasmani dan rohani, sebagai teladan dalam kehidupan, dipercaya, berpengetahuan luas, peka, bijaksana, teliti, dapat memahami klien, dapat memahami perbedaan individu, mengutamakan klien, cerdas, jujur, ramah, mudah bergaul, bersedia mengakui kesalahannya, terbuka untuk perubahan positif dan maju, bertanggung jawab, sungguh-sungguh, sabar dan ikhlas. Selain itu, guru bimbingan dan konseling atau konselor mampu menyusun persiapan, mampu menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan nyaman dalam kelas sehingga semua peserta didik, mampu memberikan arah yang jelas dan tujuan serta manfaat belajar bagi peserta didik atau klien dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), mampu menjadi fasilitator dalam kelancaran proses belajar, mampu memberikan informasi yang mutakhir sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan IPTEK, mampu memilih dan menerapan metode dan teknik yang tepat dan menyenangkan bagi peserta didik, memberikan umpan balik secara tepat, menunjukan penampilan diri yang rapi, bersih, suci, sederhana, mampu melakukan evaluasi dan memberikan tindak lanjut.
Layanan format klasikal tidak hanya terbatas pada penyampaian satu atau dua permasalahan, akan tetapi juga mencakup berbagai permasalahan yang ada atau muncul di sekolah. Untuk dapat melaksanakan layanan format klasikal yang baik, Guru BK atau Konselor hendaknya menerapkan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang dapat membangun terjadi interaksi psychopedagodik. Hal ini dimaksudkan dapat terbangunnya komunikasi yang harmonis dan mempunyai arti penting bagi tercapainya perkembangan peserta didik yang optimal. Pelaksanaan layanan format klasikal dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan juga kebutuhan pencapaian tujuan pendidikan nasional serta antisipasi perkembangan IPTEK.
Dalam interaksi dengan peserta didik, Guru BK atau konselor hendaknya menerapkan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang meliputi: 1) menghargai peserta didik, 2) menciptakan suasana hangat, 3) bersikap empatik kepada peserta didik, 4) bersikap terbuka terhadap peserta didik, 5) mengakui bahwa peserta didik berpotensi, 6) mengakui bahwa peserta didik itu unik dan dinamis, 7) tidak membanding-bandingkan peserta didik, 8) tidak mudah mengkualifikasi peserta didik. Materi layanan format klasikal tentang motivasi belajar yang disusun atas dasar hasil pemahaman terhadap diri peserta didik, memperhatikan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang disajikan dengan memperhatikan metode penyampaian informasi dan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, diharapkan memiliki pengaruhi positif terhadap perkembangan/ perubahan motivasi belajar peserta didik.

C. Menyusun Rencana, Praktik, menilai, dan Tindak Lanjut Layanan Format Klasikal

Pelayanan peminatan peserta didik yang berupa pemberian informasi yang berkaitan pemilihan dan penetapan peminatan dan pendampingan serta pengembangan dapat digunakan strategi layanan format klasikal dengan tahapan yang harus dilakukan meliputi menyusun rencana, melaksanakan dan mengevaluasi serta tidak lanjut.

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Layanan Format Klasikal
Rancangan disusun menggunakan format yang mudah dilaksanakan, materi dipilih berdasarkan (hasil pengamatan Guru BK, analisis kebutuhan peserta didik menggunakan instrument tertentu, asumsi teori yang diyakini mempunyai pengaruh terhadap perkembangan peserta didik, kebijakan sekolah/pemerintah yang harus diberikan kepada peserta didik), metode layanan berpusat pada peserta didik aktif menemukan pengalaman belajar, dan evaluasi proses dan hasil. Sistematika format Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal (RPLBK) sebagaimana terlampir (Lampiran 4.1A). Hal-hal yang harus ada di dalam format Rencana Pelaksanaan Layanan minimal memuat (1) adanya tujuan yang akan dicapai, (2) materi yang akan diberikan, (3) langkah-langkah kegiatan, (4) adanya sumber bahan dan alat yang akan digunakan, srta penilaian.
2. Melaksanakan Layanan Format Klasikal

Rencana Pelaksanaan Layanan format klasikal yang telah Saudara susun laksanakan secara simulasi tersupervisi secara bergantian dalam kelompok kecil (±10 orang). Mintalah salahsatu anggota secara bergantian untuk jadi pengamat praktik dengan menggunakan format peer assesment (lampiran 4.1C) untuk refleksi.
3. Mengevaluasi dan Tindak Lanjut


Keberhasilan layanan layanan format klasikal dapat diketahui melalui penguasaan materi yang telah diberikan kepada peserta didik, terjadi proses perubahan sikap dan pengetahuan pada diri peserta didik. Untuk itu, perlu diberikan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang diberikan dan harapan yang perlu dilakukan oleh peserta didik.

Komentar