LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
Layanan Bimbingan Kelompok yaitu
layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan
pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan
karakter yang terpuji melalui dinamika kelompok.
A. Kompetensi
Setelah mengikuti kegiatan pelatihan
ini peserta pelatihan terampil mempraktikan layanan bimbingan kelompok.
B. Uraian
Materi
1. Hakekat Bimbingan
Kelompok
Bimbingan kelompok adalah suatu
kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan
mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk
membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama (Mungin
Eddy Wibowo, 2005:17).
Bimbingan kelompok melibatkan
beberapa orang yang bertemu dalam kelompok dimana setiap orang mendiskusikan
sebuah topik bahasan baik yang disediakan oleh guru BK (topik tugas) maupun
yang berasal dari anggota kelompok (topik bebas). Ini merupakan cara yang
efektif dalam merespon berbagai kebutuhan siswa di samping yang dilakukan dalam
seting kelas. Maksud program ini untuk memenuhi kebutuhan perkembangannya dan
untuk menerapkan program-program pemahaman dan pencegahan dari suatu topik yang
dibahas.
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus anggota dan memberi kesempatan kepada
anggota kelompok untuk mengembangkan dan mengeksplorasi tujuan-tujuan serta
meningkatkan perubahan-perubahan positif dalam suasana yang saling berbagi dan
saling mendengarkan. Diakui bahwa bimbingan kelompok merupakan cara yang
efektif dan efisien untuk mendukung dan membantu siswa dalam mencegah timbulnya
masalah dan memecahkan masalah-masalah di bidang perkembangan pribadi, sosial,
belajar, dan karier.
2. Tujuan Bimbingan
Kelompok
Bimbingan kelompok bertujuan untuk
memberi informasi dan data untuk mempermudah pembuatan keputusan dan tingkah
laku. Gazda menyatakan bahwa bimbingan kelompok diorganisasi untuk mencegah
perkembangan masalah, yang isi utamanya meliputi informasi pendidikan,
pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam pelajaran.
Informasi yang diberikan dalam bimbingan kelompok terutama dimaksudkan untuk
memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman mengenai orang lain,
sedangkan perubahan sikap merupakan tujuan yang tidak langsung (Mungin Eddy
Wibowo, 2005:17).
Tujuan pelayanan bimbingan kelompok
secara umum ialah agar peserta didik dapat: (1) merencanakan kegiatan
penyelesaian studi, perkembangan karier serta kehidupannya di masa yang akan
datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya
seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,
lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan
kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,
masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan untuk: (1) mengenal dan
memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya, (2) mengenal dan
memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya, (3) mengenal dan
menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan
tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri (5)
menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat
bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari
lingkungannya; dan (7) mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang
dimilikinya secara optimal. 17
Secara khusus dalam bimbingan
kelompok, bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai
tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek perkembangan pribadi-sosial,
belajar (akademik), dan karier.
Tujuan Perkembangan karier yang terkait peminatan
a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang
terkait dengan pekerjaan.
b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karier yang
menunjang kematangan kompetensi karier.
c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau
bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna
bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
d. Memahami relevansi
kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian
atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi citra-cita kariernya masa
depan.
e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karier, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
f. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan
minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
g.
Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu
kecenderungan arah karier. Apabila seorang peserta didik bercita-cita menjadi
seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada
kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karier keguruan tersebut.
h. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau
kenyamanan dalam suatu karier amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang
dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan
minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat
terhadap pekerjaan tersebut.
i. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan
karier.
3.
Topik-Topik dan Pihak Yang Mendukung Bimbingan Kelompok
Topik-Topik
yang dibahas dalam bimbingan kelompok bersifat “umum”, yaitu topik yang tidak
terdapat hubungan khusus tertentu atau di luar masing-masing anggota pribadi
anggota kelompok. Pembahasan topik-topik atau masalah-masalah umum secara luas
dan mendalam bermanfaat bagi anggota kelompok untuk pemahaman, pengembangan
pribadi, pencegahan terhadap permasalahan yang berkaitan dengan topik atau
masalah yang dibahas. Topik atau masalah yang dibahas dalam kelompok dapat
berasal dari pemimpin kelompok (topik tugas), dan topik atau masalah dapat
berasal dari anggota kelompok (topik bebas).
Topik tugas adalah topk
atau pokok bahasan yang datangnya dari pemimpin kelompok (PK) dan ditugaskan
kepada anggota kelompok untuk membahasnya. Sedangkan topik bebas adalah topik
atau pokok bahasan yang datangnya atau dikemukakan secara bebas oleh para
anggota kelompok. Satu persatu anggota kelompok mengemukanan topic secara
bebas, kemudian dipilih mana yang akan dibahas pertama, kedua dan seterusnya..
Topik-topik di SMP, antara
lain kemampuan dan kondisi pribadi, kemampuan dan kondisi hubungan sosial,
kemampuan, kegiatan dan hasil belajar, dan pengembangan karir.
Topik tentang kemampuan
dan kondisi pribadi, seperti:
Potensi diri
Kiat menyalurkan bakat,
minat, kegemaran, hobi
Kebiasaan
sehari-hari di rumah, kegiatan rutin, membantu orang tua, belajar
Sikap terhadap
narkoba, KKN, pembunuhan, perkosaan, perang
Sikap terhadap
bencana alam, kecelakaan, HAM, kemiskinan, anak terlantar
Perbedaan individu
Topik tentang kemampuan dan kondisi hubungan sosial, seperti:
Hubungan
muda-mudi
Suasana hubungan
di sekolah: antarsiswa, guru-siswa, antarpersonil sekolah lainnya
Peristiwa sosial
di masyarakat: demo brutal, bentrok antarwarga
Peranan RT/RW
Toleransi, solidaritas
Topik tentang kemampuan, kegiatan dan hasil belajar, seperti:
Kiat-kiat
belajar, belajar sendiri, belajar kelompok
Sikap terhadap
mata pelajaran, tugas/PR, suasana belajar di sekolah, perpustakaan,
laboratorium
Sikap terhadap
hasil ulangan, ujian
Masalah
menyontek dalam ulangan/ujian
Pemanfaatan buku pelajaran
Topik tentang pengembangan karir, seperti:
Hidup adalah
untuk bekerja
Masa depan kita;
masalah pengangguran; lowongan pekerjaan; PHK
Memilih
pekerjaan; memilih pendidikan lanjutan
Masalah TKI/TKW
Pelayanan bimbingan kelompok bertujuan untuk membantu semua
anggota kelompok agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang
sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain
membantu peserta didik agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Secara rinci tujuan pelayanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu peserta didik
agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama), (2) mampu mengembangkan
keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah
laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya, (3) mampu menangani
atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan (4) mampu mengembangkan dirinya
dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
Peranan anggota kelompok
dalam bimbingan kelompok, yaitu aktif membahas permasalahan atau topik umum
tertentu yang hasil pembahasannya itu berguna bagi para anggota kelompok : (a)
berpartisipasi aktif dalam dinamika interaksi sosial, (b) menyumbang bagi
pembahasan masalah, dan (c) menyerap berbagai informasi untuk diri sendiri.
Suasana interaksi multiarah, mendalam dengan melibatkan aspek kognitif. Sifat pembicaraan
umum, tidak rahasia, dan kegiatan berkembang sesuai dengan tingkat perubahan
dan pendalaman masalah atau topik (Mungin Eddy Wibowo, 2005:18).
Fokus pengembangan
Untuk mencapai tujuan
dalam bimbingan kelompok sesuai topik yang dibahas, fokus perilaku yang
dikembangkan menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. Semua
ini berkaitan erat dengan upaya membantu peserta didik dalam mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Materi pelayanan dirumuskan dan dikemas atas dasar
standar kompetensi yang telah ditentukan, antara lain mencakup pengembangan:(1)
self-esteem, (2) motivasi berprestasi, (3) keterampilan pengambilan
keputusan, (4) keterampilan pemecahan masalah, (5) keterampilan hubungan antar
pribadi atau berkomunikasi, (6) penyadaran keragaman budaya, dan (7) perilaku
bertanggung jawab. Hal-hal yang terkait dengan perkembangan karier (terutama di
tingkat SLTP) mencakup pengembangan: (1) fungsi agama bagi kehidupan, (2)
pemantapan pilihan program studi, (3) keterampilan kerja profesional, (4)
kesiapan pribadi(fisik-psikis, jasmaniah-rohaniah) dalam menghadapi pekerjaan,
(5) perkembangan dunia kerja, (6) iklim kehidupan dunia kerja, (7) cara melamar
pekerjaan, (8) kasus-kasus kriminalitas, (9) bahayanya perkelahian masal
(tawuran), dan (10) dampak pergaulan bebas.
Kebutuhan yang semakin meningkat dari
anak-anak dan harapan masyarakat saat ini berada di pundak sistem pendidikan
kita. Pendidik dan orang tua ditantang untuk mendidik semua siswa pada tingkat
prestasi yang lebih tinggi untuk memenuhi tuntutan pasar yang berdaya saing
internasional, berbasis teknologi. Namun demikian banyak faktor sosial dan
lainnya yang menyebabkan beberapa anak-anak kita datang ke sekolah dilengkapi
dengan kondisi kurang sehat secara emosional, fisik, dan/atau sosial untuk
belajar. Sekolah harus menanggapi dengan menyediakan dukungan bagi semua siswa
untuk belajar efektif. Sebagai pendidik kita harus terus mencari “keadilan”
bagi siswa melalui program pendidikan yang berkualitas dalam segala aspek.
Panduan bimbingan kelompok ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan program
bimbingan dan konseling berbasis standar yang cocok di Indonesia yang
berkualitas yang memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa untuk
menerima bimbingan dan konseling. Program bimbingan dan konseling berbasis
standar ini memainkan peran penting dalam membantu guru dan staf sekolah lain
dalam mengintegrasikan tujuan bimbingan dengan tujuan pembelajaran lainnya.
Pelaksanaan bimbingan dan
konseling yang berkualitas tinggi memanfaatkan berbagai kalangan yang terlibat
dalam program ini. Mereka yang terlibat dalam program bimbingan dan konseling
adalah orangtua, siswa, guru, kepala sekolah dan staf lainnya.
a.
Orang tua harus memiliki pemahaman yang
lengkap mengenai program bimbingan dan konseling berbasis standar yang ada di
sekolah anak mereka. Mereka dapat mengakses layanan bimbingan dan konseling
dalam rangka untuk peningkatan keterlibatan mereka dalam pendidikan anak-anak,
perencanaan pendidikan dan karier mereka.
b. Siswa diharapkan mengalami peningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam pengambilan keputusan, penetapan tujuan, perencanaan,
pemecahan masalah, berkomunikasi interpersonal secara efektif, dan memiliki
efektivitas lintas-budaya. Semua siswa akan memiliki akses/kesempatan ke
konselor untuk memperoleh bantuan akan masalah pribadi-sosial, serta
perencanaan akademik dan karier mereka.
c. Guru berkolaborasi
dengan konselor untuk meningkatkan perkembangan kognitif dan afektif siswa dan
diharapkan memiliki pemahaman yang lebih lengkap tentang program bimbingan dan
konseling.
d. Kepala Sekolah dan Staf
lainnya memiliki pemahaman yang lebih lengkap dari program bimbingan dan
konseling, sebagai dasar untuk menentukan staf dan alokasi pendanaan, serta
sarana untuk mengevaluasi program dan menyebar-luaskan program untuk
masyarakat.
e.
Komite Sekolah/Dewan Pendidikan memiliki pemahaman yang lebih lengkap tentang
program bimbingan dan konseling berbasis standar sehingga mendapatkan
argumentasi yang lebih pasti memasukkan komponen bimbingan dan konseling dalam
sistem sekolah.
Konselor
memiliki tanggung jawab yang jelas, menghapus fungsi non-bimbingan, dan lebih
berkonsentrasi untuk memberikan bimbingan dan konseling melalui program yang
seimbang untuk semua siswa. Program bimbingan dan konseling sangat penting
untuk pencapaian keunggulan dalam pendidikan untuk semua siswa. Program
Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari keseluruhan program pendidikan
masing-masing sekolah. Dalam rangka menjaga hari-hari akademik efektif,
perencanaan tim diperlukan ketika memberikan bimbingan dan konseling. Fokus
kerja konselor yang utama adalah untuk memfasitasi pembelajaran dengan
menghilangkan hambatan belajar 23
b. Siswa diharapkan mengalami peningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam pengambilan keputusan, penetapan tujuan, perencanaan,
pemecahan masalah, berkomunikasi interpersonal secara efektif, dan memiliki
efektivitas lintas-budaya. Semua siswa akan memiliki akses/kesempatan ke
konselor untuk memperoleh bantuan akan masalah pribadi-sosial, serta
perencanaan akademik dan karier mereka.
c. Guru berkolaborasi
dengan konselor untuk meningkatkan perkembangan kognitif dan afektif siswa dan
diharapkan memiliki pemahaman yang lebih lengkap tentang program bimbingan dan
konseling.
d. Kepala Sekolah dan Staf lainnya memiliki pemahaman yang lebih
lengkap dari program bimbingan dan konseling, sebagai dasar untuk menentukan
staf dan alokasi pendanaan, serta sarana untuk mengevaluasi program dan
menyebar-luaskan program untuk masyarakat.
e.
Komite Sekolah/Dewan Pendidikan memiliki
pemahaman yang lebih lengkap tentang program bimbingan dan konseling berbasis
standar sehingga mendapatkan argumentasi yang lebih pasti memasukkan komponen
bimbingan dan konseling dalam sistem sekolah.
Konselor memiliki tanggung
jawab yang jelas, menghapus fungsi non-bimbingan, dan lebih berkonsentrasi
untuk memberikan bimbingan dan konseling melalui program yang seimbang untuk semua
siswa. Program bimbingan dan konseling sangat penting untuk pencapaian
keunggulan dalam pendidikan untuk semua siswa. Program Bimbingan dan Konseling
merupakan bagian integral dari keseluruhan program pendidikan masing-masing
sekolah. Dalam rangka menjaga hari-hari akademik efektif, perencanaan tim
diperlukan ketika memberikan bimbingan dan konseling. Fokus kerja konselor yang
utama adalah untuk memfasitasi pembelajaran dengan menghilangkan hambatan
belajar siswa.
4.
Tahapan Layanan Bimbingan Kelompok
Pada
umumnya ada lima tahap perkembangan, yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan,
tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran. Tahap-tahap ini merupakan suatu kesatuan
dalam seluruh kegiatan kelompok.
Pada
umumnya ada empat tahap kegiatan, yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan,
tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran.
a. Tahap
I : Permulaaan
Pada
tahap ini pemimpin kelompok:
1) Menerima secara
terbuka dan mengucapkan terimakasih
2) Berdoa
3)
memperkenalkan diri secara terbuka, menjelaskan peranannya sebagai pemimpin
kelompok, dan sebagainya
4)
Menjelaskan pengertian bimbingan kelompok
5)
Menjelaskan tujuan umum yang ingin dicapai melalui bimbingan kelompok
6)
Menjelaskan cara-cara pelaksanaan yang hendak dilalui mencapai tujuan itu
7) Menjelaskan azas-azas bimbingan kelompok
a)
Kesukarelaan
b)
Keterbukaan
c)
Kegiatan
d)
Kenormatifan
e) Kerahasiaan
8) Menampilkan tingkah
laku dan komunikasi yang mengandung unsur-unsur penghormatan kepada orang lain
(dalam hal ini anggota kelompok), ketulusan hati, kehangatan dan empati
9) Perkenalan dilanjutkan
rangkaian nama
b. Tahap II : Peralihan
1) Menjelaskan kembali
kegiatan kelompok
2) Tanya jawab tentang
kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut
3) Mengenali suasana apabila
angota secara keseluruhan/sebagian belum siap untuk memasuki tahap berikutnya
dan mengatasi suasana tersebut
4) Meningkatkan
kemampuan keikutsertaan anggota. Kalau perlu kembali kebeberapa aspek tahap
permulaan
c. Tahap III: Kegiatan
1) Pemimpin
kelompok mengemukakan topik bahasan yang telah dipersiapkan (topik tugas)
2) Menjelaskan
pentingnya topik tersebut dibahas dalam kelompok
3) Tanya
jawab tentang topik yang dikemukakan pemimpin kelompok
4) Pembahasan
topik tersebut secara tuntas,gunakan rumus 5W+1H
5) Selingan
6) Menegaskan
komitmen para anggota kelompok (apa yang segera dilakukan berkenaan dengan
topik yang telah dilakukan)
d. Tahap IV: Pengakhiran
1) Menjelaskan
bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan diakhiri
2) Anggota
kelompok mengemukakan kesan dan menilai kemajuan yang dicapai masing-masing
3) Pembahasan
kegiatan lanjutan
4) Pesan
serta tanggapan anggota kelompok
5) Ucapan terimakasih
6) Berdoa
7) Perpisahan
PENILAIAN
Penilaian kegiatan bimbingan kelompok
tidak ditujukan kepada hasil belajar” yang berupa penguasaan pengetahaun atau
keterampilan yang diperoleh peserta didik, melainkan diorientasikan kepada
perkembangan pribadi peserta didik dan hal-hal yang dirasakan oleh mereka
berguna. Isi kesan-kesan yang diungkapkan oleh peserta didik merupakan isi
penilaian yang sebenarnya. Penilaian terhadap layanan bimbingan kelompok,
hasil-hasilnya tidak bertitik tolak dari kriteria”benar-salah”, namun
berorientasi pada perkembangan, yaitu mengenali kemajuan atau perkembangan
positif yang terjadi pada diri peserta kegiatan. Lebih jauh, penilaian terhadap
layanan tersebut lebih bersifat penilaian “dalam proses” yang dapat dilakukan
melalui:
a. mengamati
partisipasi dan aktivitas peserta selama kegiatan berlangsung,
b.
mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas,
c.
mengungkapkan kegunaan layanan bagi mereka, dan perolehan mereka sebagai hasil
dari keikutsertaan mereka
d.
mengungkapkan minat dan sikap mereka tentang kemungkinan kegiatan lanjutan,
e. mengungkapkan kelancaran proses dan suasana
penyelenggaraan layanan.
Hasil akhir penilaian
tersebut, berupa deskripsi yang menyangkut aspek-aspek proses dan isi
penyelenggaraan bimbingan kelompok, baik yang menyangkut penyelenggaraan itu
sendiri maupun pribadi-pribadi pesertanya.
Berdasarkan evaluasi
proses dan evaluasi hasil bimbingan kelompok juga dapat digunakan untuk: (1)
memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya, (2) memperkirakan
keberhasilan upaya bimbingan kelompok, (3) memperkirakan perolehan siswa
melalui bimbingan kelompok dalam berkelanjutan perkembangannya, (4) penyusunan
laporan kepada pihak-pihak yang memerlukan, dan (5) memperkuat akuntabilitas
layanan bimbingan kelompok.
Hasil penilaian kegiatan layanan
perlu dianalisis untuk mengetahui lebih lanjut seluk beluk kemajuan para
peserta dan seluk beluk penyelenggaraan layanan. Perlu dikaji apakah
hasil-hasil pembahasan dilakukan sedalam dan setuntas mungkin, atau sebenarnya
masih ada aspek-aspek penting belum dijangkau dalam pembahasan. Dalam analisis
itu Guru BK/Konselor sebagai pemimpin kelompok dan pembimbing kelompok perlu
meninjau kembali secara cermat hal-hal tertentu yang agaknya amat perlu
diperhatikan, seperti: penumbuhan dan jalannya dinamika kelompok, peranan dan
aktivitas sebagai peserta, homogenitas/heterogenitas anggota kelompok,
kedalaman dan keluasan pembahasan, dan sebagainya. Dengan demikian analisis
tersebut dapat merupakan tilikan kebelakang (analisis diagnosis), dapat pula
ditinjau ke depan (analisis prognosis).
Dari hasil analisis, kemudian
digunakan sebagai dasar usaha tindak lanjut. Tindak lanjut itu dapat
dilaksanakan melalui pertemuan bimbingan kelompok selanjutnya, atau melalui
bentuk-bentuk layanan lainnya, atau bentuk kegiatan non-layanan, atau kegiatan
dianggap sudah memadai dan selesai sehingga upaya tindak lanjut secara
tersendiri dianggap tidak diperlukan.
C. Menyusun
Rencana, Praktik, Menilai Serta Tindak Lanjut Layanan Bimbingan Kelompok.
1. Menyusun Rencana
Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok
Pilih diantara topik
tersebut di atas, susunlah rencana bimbingan kelompok dalam format Rencana
Pelaksanaan Layanan bimbingan kelompok (lampiran 4.2A). Diskusikan
dengan kolega untuk memperoleh validitas ekologi dari rencana bimbingan
kelompok yang saudara susun. Jika ada materi dan media dari kegiatan bimbingan
kelompok yang Saudara susun, lampirkan secara lengkap. Jangan lupa melampirkan
format evaluasinya.
2. Melaksanakan Praktik Bimbingan Kelompok
Rencana Pelaksanaan Layanan
Bimbingan Kelompok yang telah Saudara susun di muka, laksanakan secara simulasi
tersupervisi secara bergantian dalam kelompok kecil (±10 orang).
Mintalah salahsatu anggota secara bergantian untuk jadi pengamat praktik dengan
menggunakan format peer assesment (lampiran 4.2C) untuk refleksi
praktik bimbingan kelompok Saudara.
3. Menilai dan Tindak Lanjut Bimbingan Kelompok
Makna penilaian dalam
latihan Praktik Bimbingan Kelompok ini lebih bersifat evaluasi diri untuk
perbaikan pada praktik-praktik selanjutnya. Oleh karena itu, padukan hasil
pengamatan kolega (peer assessment) dengan Jurnal Refleksi Diri ala Experiential
Learning berikut. Setelah praktik, segera isikan format Jurnal Refleksi
Diri agar pengalaman-pengalaman praktik baik yang tepat maupun yang salah
segera dapat terekam dan dicarikan solusinya.
D.
Rangkuman
Bimbingan
kelompok yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi,
kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan
keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
Dalam
BKp dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok
melalui tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap
pengakhiran.
Komentar
Posting Komentar